Selasa, 19 Oktober 2010

Sampah Bloosom 2010

Posted by Jurnal Bandung on 18.26 0 komentar


Sampah Bloosom 2010
Peringatan hut kota Bandung Jawa Barat yang ke- 200 digelar cukup meriah, terlihat dari antusiah pengunjung yang hadil dalam festival bertemakan Bloosom 2010, menyedot perhatian ribuan warga kota Bandung. Warga dengan ramai -  rami datang ke kawasan Balai Kota Bandung yang dipadati dengan beragam kendaraan hias yang mewarnai isi acara festifal di jalan Merdeka Kota Bandung. Mereka datang untuk menyaksikan beragam acara yang di sajikan oleh panitian yang mencirikan Bandung yang sekarang ini, seperti kuliner yang terdapat di bandung, distro –distro , kendaraan hias, dan banyak pawai lainya yang dihasirkan.
Walaupun warga mengaku terhibur dengan acara festival ini, namun warga kota Bandung  masih kurang sadar atas permasalahan kebersihannya. Ini terlihat dari banyaknya sampah yang berserakan dimana – mana, sehingga pada waktu hujan turun mengakibatkan tercium bau yang tidak enak yang dihasilkan dari sampah makanan. Hal tersebut terjadi dikarenakan kurang yang fasilitas tempat sampah yang memadai dalam acara tersebut, sehingga pengunjung yang datang membuang sampah yang sembarangan. Padahal dalam acara lokal bertemakan membangaung nama warga kota Bandung dapat menjadikan sebuah pembelajaran atau penyuluhan pada warga untuk sadar akan pentinganya masalah sampah.
Kita ketahui permasalah yang terjadi sebelumnya permasalahan Kota Bandung, yakni permasalah penguraian tempat pembuangan akhir sampah. Karena sampah yang diproduksi oleh masyarakat Kota Bandung setiap harinya (angka dibulatkan, dari pengamatan sendiri dan sumber lain): sampah rumah tangga dari 3 juta penduduk Kota Bandung kurang lebih 4.500 m3/hari, sampah pasar 600 m3/hari, kawasan komersial 300 m3/hari, kawasan non komersial 300 m3/hari, kawasan industri 750 m3/hari, sampah jalanan 450 m3/hari, sampah yang dibuang ke saluran 15 m3. Jumlah produksi sampah Kota Bandung 6.915 m3 setiap harinya, sehingga berat sampah Kota Bandung tiap hari setara dengan 1.000 ekor gajah.
Untuk itu pada acara seperti ini seharusnya Pemerintah Kota Bandung jeli terhadap solusi permasalahan yang menjadi kendala bagi kemajuan Kota Bandung dan menjadi momentum agar lebih maju dan nyaman bagi warga, sehingga acara tersebut tdak hanya pada hura-hura  kesenangan saja, tetapi bias juga menjadi pembelajaran bagi warga Kota Bandung.
 

Jurnalbandung/wandrikpancaadiguna


Berita Terkait Lainnya

0 Responses so far:

Leave a Reply